JellyMuffin.com - The place for profile layouts, flash generators, glitter graphics, backgrounds and codes
GLAMOUROUS AND FRENETIC WORLD OF INDONESIA
4/07/2008

Desy Ratnasari, Miskin dan Kelaparan

0 comment

Lewat peran sebagai ibu Ardan dalam film Kun Fayakuun (KFK), Desy Ratnasari, mengobati kerinduan berakting di layar lebar. Terakhir, dia bermain dalam film Joshua-Joshua (2001) bersama Joshua dan Anjasmara.

Selama ini, Desy tidak mau main film karena menunggu saat yang tepat. Bukan hanya dari segi cerita, tapi juga soal waktu.

"Senang rasanya dapat kesempatan lagi main film yang cocok dengan umur saya, hati saya, dan tim kerjanya juga," katanya seusai pemutaran perdana KFK di Setiabudi 21 kemarin, 5/4-2008.

Dengan alasan umur yang tak lagi muda, Desy mengaku dirinya saat ini kurang pas bermain drama percintaan atau drama remaja. Tema religi seperti yang diangkat film yang diproduseri Ustad Yusuf mansur itu dirasa lebih cocok.

"Saya sangat suka dengan skenarionya yang sederhana.Tidak menjual mimpi," tutur ibu satu anak itu.

Karakter Desy di film tersebut digambarkan sebagai seorang istri yang salehah dan setia kepada suami, Ardan (Agus Kuncoro), yang bekerja sebagai tukang kaca keliling. Dengan senyumnya yang khas, dia selalu menyambut sang suami di rumah selepas berkeliling.

Kehidupan rumah tangga mereka sangat sederhana. Bahkan, cenderung miskin. Sering mereka tidak punya nasi untuk makan.

"Itu dia yang sulit. Saya alhamdulillah hidup berkecukupan sejak kecil. Tidak pernah kekurangan nasi. Jadi, saya sempat berpikir seperti apa ekspresi dan perasaan ketika kita tidak punya nasi ?" ujar perempuan kelahiran 12 Desember 1973 itu.

Meski begitu, kata Desy, filmnya tidak lantas mengumbar kesedihan. Menurut dia, ada hikmah yang bisa dipetik dari suasana keluarga di film itu.

"Walaupun menderita, kami tidak ingin penonton kasihan melihatnya. Suasana seperti ini memang alami, apa adanya, tidak dilebih-lebihkan," ulasnya.

KFK adalah film religius yang banyak mengajarkan penonton agar lebih dekat dengan Tuhan dan pasrah atas kehendak-Nya. Ajaran-ajaran seperti itu bukan tecermin dari perbuatan para pemain.

"Niat awal kami memang dakwah. Sebab, sekarang banyak film yang merusak akidah. Saya yakin, kalau kita memberi sesuatu yang baik, orang pasti nonton, walaupun genrenya bukan yang sedang tren," kata sutradara KFK, Guntur Novaris.

Disinggung apakah KFK yang akan tayang 17 April mendatang itu memanfaatkan momen kesuksesan Ayat Ayat Cinta (AAC) karena memiliki genre sama, Desy membantah.

"Kami produksi sudah lama, jauh sebelum itu (AAC). Bahkan, idenya itu kata Ustad (Yusuf) sejak dua tahun lalu," tegas kekasih pengusaha Irwan Musri itu.

Desy tidak terlalu ambil pusing, apakah filmnya akan laris seperti AAC atau tidak. Yang terpenting, menurut dia, keikutsertaannya telah memberikan warna lain, variasi lain dari film-film yang banyak beredar sekarang.

Kemarin, Desy mengajak serta anaknya, Nasywa Nathania Hamzah, 7, menonton. Dia mengaku sekalian mengajarkan akidah dan melihat bagaimana kesulitan orang lain.

"Memang saya bukan ibu yang sempurna. Tapi, setidaknya saya selama ini berusaha mengajarkan ilmu dengan perbuatan. Salah satu contohnya shalat. Dengan saya rajin shalat, dengan sendirinya anak saya nanti ikut rajin karena melihat ibunya," ungkapnya. (wan)

What next?

You can also bookmark this post using your favorite bookmarking service:

Related Posts by Categories



JellyMuffin.com - The place for profile layouts, flash generators, glitter graphics, backgrounds and codes
JellyMuffin.com - The place for profile layouts, flash generators, glitter graphics, backgrounds and codes