JellyMuffin.com - The place for profile layouts, flash generators, glitter graphics, backgrounds and codes
GLAMOUROUS AND FRENETIC WORLD OF INDONESIA
1/27/2008

Film Indonesia: Sang Dewi (2007)

0 comment

Kami sebenarnya ingin sekali tidak memberikan kancut pada Sang Dewi. Tapi setiap kali memaafkan satu kelemahannya, film ini selalu muncul dengan kesalahan baru.

Cerita dibuka dengan dua anak kecil, laki-laki dan perempuan, yang dikejar-kejar preman. Yang laki-laki berhasil menarik perhatian para preman sehingga melepaskan yang perempuan, walaupun akhirnya dia yang celaka.

Film berlanjut dengan tulisan “15 tahun kemudian” yang sangat cheesy dengan adegan pertandingan tinju gaya bebas di atas sebuah helipod sebuah gedung yang sangat tinggi. Sekalipun yang berkelahi adalah seorang petinju muda yang diperankan oleh Donny Alamsyah, tapi superimpose yang muncul adalah headline-headline koran (secara cheesy juga) tentang seorang petinju veteran yang baru keluar dari penjara, yang bukan karakter penting dalam film ini!

Petinju muda ini berlatih di sebuah sasana di mana seorang laki-laki bisu bernama Deno bekerja sebagai tukang sapu. Donny Alamsyah (sumpah kami nggak tau nama karakternya karena kurang jelas) melatih Deno untuk jadi petinju juga.

Sementara itu, seorang pelacur yang diselamatkan oleh Deno ketika akan bunuh diri, jadi penghambat karir Deno dan persahabatannya dengan Donny Alamsyah.

Dari sinopsis yang kami tulis di atas, mungkin bisa dirasakan bahwa ceritanya tidak fokus. Adegan pembukan 15 tahun yang lalu, terasa tidak penting. Bahkan, cerita yang melibatkan pelacur itu terasa seakan-akan dimasukkan setelah cerita utama tentang Deno dari tukang sapu ke petinju itu kelar. Mungkin ada yang bilang “kurang oke nih, kalo nggak ada cerita cintanya.” Di awal film kita dikasih tanda kalau ini akan jadi cerita pelacur itu, ternyata karakternya hanya jadi sempilan dan sama sekali tidak simpatik. Kelemahan terbesar memang datang dari skenario. Sudahlah tidak fokus dan diiisi dengan banyak narasi voice-over yang mengganggu, dialog-dialognya juga sangat cheesy. Sewaktu dia diselamatkan oleh Deno, pelacur itu bilang “apakah karena aku pelacur, aku tidak layak menikmati kematianku” (or something like that). Seiisi bioskop waktu kami nonton langsung tertawa terbahak-bahak. Belum lagi adegan pelatih tinju yang lebih mirip ibu tiri.

Cerita yang melodramatik diperparah dengan musik KBA (Kalau Berhenti Alhamdulillah). Setiap ada adegan yang melankolis, musik langsung nambahin “Eeee… eee… eee…”. Ketika musiknya berhenti, kita bilang “Alhamdulillaaah…”.

Kedua pemeran utama pria, Donny Alamsyah dan Volland Humonggio, menunjukkan akting yang oke. Tapi pemeran pelacurnya, Shabai Morscheck, yang terlihat bagaikan persilangan antara Luna Maya dan Leli Sagita menunjukkan akting yang sangat sinetronesque.

Sinematografi film ini sangat cantik. Adegan fightingnya juga bagus. Bahkan adegan Deno lari-lari seperti Ong-Bak juga sangat oke. Sayang sekali film ini dijangkiti kekejuan (cheesiness) yang akut dan skenario yang nyaris hancur.

Sutradara: Dwi Ilalang. Penulis: Dwi Ilalang, Republik Tebe, Masree Ruliat, Jeremias Nyangoen. Pemain: Shabai Morscheck, Donny Alamsyah, Volland Humanggio, Cathy Sharon. Produser: Adrianus Yoga D. Produksi: Big Daddy Production.

What next?

You can also bookmark this post using your favorite bookmarking service:

Related Posts by Categories



JellyMuffin.com - The place for profile layouts, flash generators, glitter graphics, backgrounds and codes
JellyMuffin.com - The place for profile layouts, flash generators, glitter graphics, backgrounds and codes